
Beberapa tahun lalu, belanja online hanya identik dengan membuka aplikasi, mencari barang di kolom pencarian, lalu klik tombol “beli”. Prosesnya cepat, praktis, dan membuat hidup jauh lebih mudah. Namun, kini cara orang berbelanja di dunia digital sudah berkembang pesat. Ada satu tren baru yang bukan hanya memanjakan mata, tapi juga menawarkan hiburan, yaitu live shopping.
Kalau dulu kita hanya bisa melihat foto produk dengan deskripsi singkat, kini pembeli bisa menyaksikan penjual memamerkan barangnya secara langsung lewat siaran live. Uniknya, pengalaman ini bukan sekadar transaksi, tapi juga seperti menonton acara hiburan di televisi. Tidak heran, banyak orang sekarang menghabiskan waktu berjam-jam menonton live meskipun awalnya tidak berniat belanja.
Apa Itu Live Shopping?
Secara sederhana, live shopping adalah proses jual beli yang dilakukan melalui video siaran langsung di platform digital, seperti Shopee Live, TikTok Shop, Instagram Live, hingga YouTube. Dalam sesi live, penjual biasanya menunjukkan produk, mendemonstrasikan cara pakainya, menjawab pertanyaan pembeli, hingga memberikan promo kilat yang hanya berlaku saat itu juga.
Bayangkan kamu ingin membeli lipstik. Daripada hanya melihat foto dan deskripsi warna yang seringkali tidak sesuai kenyataan, kamu bisa menonton siaran live di mana penjual mencoba lipstik itu di depan kamera. Kamu bisa langsung bertanya: “Mbak, warna ini cocok untuk kulit sawo matang nggak?” dan dijawab saat itu juga. Rasanya jauh lebih meyakinkan, kan?
Mengapa Live Shopping Begitu Populer?

Tren ini tidak muncul begitu saja. Ada beberapa faktor yang membuat live shopping cepat diterima masyarakat, khususnya di Indonesia.
- Interaktif
Live shopping memberi kesempatan pembeli untuk berinteraksi langsung dengan penjual. Ini berbeda dengan belanja online biasa yang cenderung satu arah. Rasa “dekat” inilah yang membuat orang betah berlama-lama. - Lebih Meyakinkan
Banyak pembeli merasa lebih percaya ketika melihat produk digunakan secara real-time. Apalagi kalau penjual memberi demo detail—misalnya blender benar-benar dipakai untuk menghancurkan es batu di depan kamera. - Harga Spesial dan Promo Kilat
Diskon dadakan sering jadi alasan utama penonton betah di live. Penjual biasanya memberikan potongan harga khusus hanya untuk penonton live, sehingga menimbulkan efek FOMO (fear of missing out). - Sensasi Hiburan
Tidak sedikit host live yang punya gaya kocak dan menghibur. Ada yang suka bercanda, ada yang mengadakan mini games, bahkan ada yang membuat konsep seperti acara TV. Akibatnya, menonton live bukan sekadar belanja, tapi juga hiburan.
Dampak untuk Penjual
Bagi penjual, live shopping adalah peluang emas. Dulu, mereka harus bersaing lewat iklan berbayar yang mahal. Sekarang, cukup modal kamera ponsel, lighting sederhana, dan kemampuan komunikasi, mereka bisa menjangkau ribuan penonton dalam sekali siaran.
Banyak UMKM yang awalnya hanya menjual lewat foto kini berani tampil live dan merasakan lonjakan pesanan. Contoh nyata bisa dilihat di TikTok Shop, di mana ada pedagang kecil yang tadinya hanya buka lapak di pasar, kini bisa menjual ratusan produk hanya dalam satu sesi live.
Selain itu, live shopping juga membantu membangun brand trust. Semakin sering penjual tampil di live, semakin dikenal dan dipercaya pembeli. Bahkan ada host yang akhirnya jadi “influencer” karena keahliannya menjual sambil menghibur.
Dampak untuk Pembeli

Bagi pembeli, keuntungan live shopping cukup banyak. Mereka bisa:
- Melihat produk secara nyata dan detail, bukan sekadar foto editan.
- Bertanya langsung sebelum membeli, sehingga lebih minim risiko.
- Mendapat harga promo yang seringkali lebih murah dibanding beli langsung.
Namun, ada juga sisi negatifnya. Karena atmosfer live penuh dengan promo kilat, banyak pembeli yang akhirnya tergoda membeli barang yang sebenarnya tidak mereka butuhkan. Ini yang membuat live shopping disebut-sebut bisa memicu perilaku konsumtif.
Masa Depan Live Shopping
Tren ini jelas bukan sekadar fenomena sesaat. Melihat bagaimana antusiasme masyarakat, live shopping berpotensi menjadi salah satu pilar utama e-commerce di Indonesia.
Ke depan, teknologi akan membuat pengalaman ini semakin canggih. Augmented Reality (AR) sudah mulai dicoba untuk memberi pengalaman “mencoba produk” secara virtual. Bayangkan, kamu menonton live sepatu, lalu dengan AR bisa melihat bagaimana sepatu itu tampak di kakimu sebelum membeli.
Selain itu, integrasi dengan metaverse juga mulai dibicarakan. Bisa jadi, beberapa tahun lagi kita akan masuk ke ruang virtual, menghadiri live shopping layaknya pameran, dan membeli barang langsung di sana.
baca juga : Cara Cerdas Berbelanja untuk Dijual Kembali
Kesimpulan
Live shopping adalah contoh nyata bagaimana teknologi mengubah perilaku belanja. Dari yang tadinya hanya transaksi cepat, kini berbelanja bisa jadi hiburan yang menyenangkan.
Bagi penjual, ini adalah peluang besar untuk meningkatkan penjualan sekaligus membangun kedekatan dengan pelanggan. Bagi pembeli, ini adalah cara belanja yang lebih seru dan transparan.
Namun, di balik semua itu, ada satu catatan penting: belanjalah dengan bijak. Jangan sampai terbawa suasana hiburan dan promo kilat hingga akhirnya membeli barang yang tidak benar-benar dibutuhkan.
Tren live shopping akan terus berkembang, dan sepertinya ia akan menjadi bagian penting dari masa depan e-commerce di Indonesia. Bukan hanya tentang jual beli, tapi tentang bagaimana belanja bisa menjadi sebuah pengalaman sosial dan hiburan.